Senin 8 Juli 2019, hari pembagian sk cpns, hari dimana 26 orang yang lulus sebagai calon pegawai negeri sipil di lingkup dinas pertanian kabupaten bantaeng pertama kali saling bertatap muka 😊 banyak karakter dsitu, banyak isi kepala yang kemudian berusaha untuk saling memahami, saya cukup happy dengan orang-orang yang dikemudian hari akan menjadi kolega saya ini. 

Di awal cukup berat bagi saya untuk bisa beradaptasi dengan rutinitas yang baru, harus bangun pagi untuk absen dan mengikuti apel di kompleks kantor bupati bantaeng terasa berat bagi orang yang sudah terbiasa bangun siang seperti saya 😟 Setelah apel biasanya diisi dengan coaching sampai waktu menunjukkan pukul setengah 5 sore untuk kemudian absen lagi sebelum pulang.

Sebulan kami merasakan masa orientasi sebagai orang baru di tempat baru dan suasana baru.

Selasa 13 agustus 2019, hari penempatan tugas kami sebagai CPNS, selama sebulan terakhir kami sangat menantikan hari ini karena sebelumnya kami sama sekali tidak tahu akan ditempatkan dimana. Tentu saja sebagian besar dari kami berharap mendapatkan penempatan yang tidak jauh dari pusat kota atau tempat yang aksesnya terjangkau kendaraan.

 Saya ditempatkan di desa nipa-nipa kecamatan pa’jukukang kabupaten bantaeng.

Not bad lah, waktu tempuh dari rumah tempat tinggal saya ke desa nipa-nipa sekitar 20 menit, kemudian dari nipa-nipa ke kota sekitar 10 menit. Not bad.

Nipa-nipa sendiri sebagai kawasan pertanian sebenarnya agak dibawah ekspektasi saya. Akses air yang sangat sulit untuk lahan di nipa-nipa membuatnya dijuluki sebagai Ethiopia-nya Bantaeng. Ini menjadi tantangan buat saya untuk berfikir, memutar otak mencari cara agar bisa membantu meningkatkan kesejahteraan petani di desa ini. Tentu tidak mudah, saya bagaikan memasuki dunia baru, terjun langsung ke lapangan berhadapan dengan petani, mendengarkan keluhan mereka (kebanyakan tentang air), mendata kekeringan sawah untuk kepentingan klaim asuransi padi, mendamping pembuatan CPCL untuk bantuan benih, dan tidak jarang menghadapi secara langsung dinamika-dinamika sosial yang terjadi di lapangan.

 

Ya, dunia yang baru.

Senin, 16 september 2019, hari pertama latihan dasar calon pegawai negeri sipil kabupaten bantaeng yang diadakan di kawasan wisata pantai marina.

Saya berada di kelas 63, atau biasa disebut angkatan 63.

Angkatan 63 diasramakan di hotel pantai marina, hotel yang tidak terlalu besar untuk ukuran sebuah hotel milik pemda, tapi berhasil menorehkan sejuta kisah selama 3 minggu kami dibina dan ditempa di tempat itu.

Selama latsar saya berada di kamar 7 bersama 4 orang lainnya, alimullah a.k.a pak ustadz, bayu, kanda aris, dan irwan a.k.a nyong, orang-orang hebat yang mungkin akan saya ceritakan secara mendetail di postingan yang lain.

Jadi selama 3 minggu itu kami dididik untuk bisa menjadi aparatur sipil Negara yang berkualitas yang memiliki nilai-nilai akuntabel, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi. Banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan selama latsar, pengalaman hidup disiplin yang bahkan untuk makan sekalipun harus ada upacaranya telebih dahulu, bangun subuh untuk olahraga pagi, apel pagi, malam juga apel, dan setiap apel harus mengenakan seragam putih hitam lengkap dengan atribut-atributnya.

Btw dari 3 kelas gelombang pertama latsar bantaeng, kelas kami juara satu poco-poco, hahaha

Latsar on campus berlangsung selama 3 minggu, kemudian dilanjutkan dengan off campus selama 1 bulan untuk aktualisasi/habituasi, dan ditutup dengan seminar akhir on campus selama 3 hari.

Akhir-akhir ini saya disibukkan dengan tugas aktualisasi yang akan saya presentasikan tanggal 12 november 2019 nanti, saya mencoba mengangkat pemanfaatan sosial media sebagai sarana pemasaran buat petani, wish me luck! 😄